Jakarta –
Keamanan menjadi bagian penting bagi penyedia layanan fintech karena banyak celah yang bisa dimanfaatkan, mulai dari penipuan identitas, penipuan, kontrak tidak sah yang dapat merugikan pengguna.
Untuk itu, PinjamDuit, salah satu penyedia fintech, menggandeng Privy untuk menggunakan layanan transaksi elektronik (TTE). Langkah tersebut terkait dengan kewajiban Fintech lending berdasarkan UU ITE pada Pasal 17 ayat 2a untuk menerima seluruh produk keuangan tanpa menggunakan TTE yang sah secara tatap muka.
TTE yang disertifikasi oleh Privy memastikan validitas identitas dan kesesuaian isi perjanjian pinjaman dan pinjaman online menggunakan teknologi infrastruktur publik dan anonimitas swasta.
Selain itu, setiap tanda tangan memberikan perlindungan hukum yang kuat bagi semua pihak yang terlibat.
Dalam pernyataannya, Vivi Linda, Direktur Bisnis PinjamDuit, mengatakan: “Privy adalah pihak pertama yang menawarkan tanda tangan elektronik yang valid, dan ini penting untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap proses verifikasi. Hal ini membantu mengurangi risiko penipuan dan penyalahgunaan. oleh NET MEDIAINET, Selasa (8/10/2024).
Sebagai Asosiasi Sertifikat Elektronik (PSrE) yang berafiliasi dengan Kominfo, perlindungan data pengguna menjadi prioritas utama privasi. Sejalan dengan komitmen ini, Privy adalah satu-satunya PSrE yang bersertifikat standar Privasi Data internasional ISO 27701.
Senior Business Development Associate Privy, Ricky Adriano, mengatakan solusi sistem Privy menggunakan standar keamanan tertinggi untuk melindungi kepercayaan pelanggan dan pengguna akhir perusahaan.
“Dari segi keamanan, kami memastikan bahwa kami dilindungi melalui perjanjian pengguna di mana pengguna memberikan persetujuannya sebelum datanya digunakan. Semua data dienkripsi dan aman. Setelah itu, pengguna akan melalui fase dan verifikasi data dapat dilakukan. digunakan secara sah dan terlindungi Ricky menjelaskan bahwa “setiap aktivitas atau penggunaan informasi tunduk pada prinsip keamanan yang ketat”.
Saat ini, Privy sedang memperkuat kemitraan strategis dengan institusi lain di Asia Tenggara dan internasional. Pada tahun 2023, Privy akan menjadi perusahaan Indonesia pertama yang mengekspor layanan teknologi tinggi ke Australia. Menurut catatan resmi, Privy telah digunakan oleh 52 juta perusahaan yang diaudit dan lebih dari 4.200 perusahaan. Simak video “Jangan Terlibat Aksi Ilegal Pinjol ‘Galbay'” (asj/fay)
Leave a Reply